Berbagai Alasan Orang Suka Salah Mengambil Keputusan


Setiap orang pernah membuat kesalahan saat mengambil keputusan. Termasuk keputusan yang salah. Ada kalanya dampak dari keputusan itu begitu luar biasa sehingga Anda berpikir, bagaimana itu bisa terjadi? Bahkan ada penjelasan mengapa seseorang mungkin membuat keputusan yang tidak rasional. Beberapa faktor menjadi penyebab terjadinya kejadian yang tidak diinginkan ini.

Mengapa ada orang yang membuat keputusan yang salah?

Dengan memahami beberapa faktor yang menyebabkan pengambilan keputusan yang salah, kami berharap dapat mempengaruhi pola pikir. Siapa tahu, beberapa poin di bawah ini bisa menjadi langkah antisipasi Anda agar tidak terjebak dalam mengambil keputusan yang salah lagi dan lagi. Jadi, apa saja faktornya?

Mental Shortcut

Otak bekerja dengan cara yang luar biasa. Namun, ada batasan saat memproses informasi. Akibatnya, otak akan mengandalkan jalan pintas kognitif yang disebut heuristik.

Sederhananya, pintasan keyboard ini hanya ada untuk menjelaskan berbagai hal dengan cepat, tanpa benar-benar menyelaminya. Bias tidak bisa dihindari. Hal ini kemudian mempengaruhi pembentukan keputusan yang salah.

Lebih Sedikit Perbandingan

Salah satu senjata terpenting saat membuat keputusan adalah membuat perbandingan. Jangan ragu untuk menghabiskan lebih banyak waktu membandingkan berbagai faktor. Ini berlaku untuk keputusan sederhana serta memesan makanan secara online atau keputusan besar dalam hidup.

Kesalahan keputusan ini kembali dibuat dengan tergesa-gesa. Untuk menghindari hal ini, lebih baik membuat perbandingan menyeluruh daripada membuat keputusan cepat tanpa perhitungan awal.

Terlalu optimis

Menjadi optimis itu baik, tetapi tidak selalu dalam hal membuat keputusan. Ini termasuk mengabaikan potensi risiko dari suatu keputusan dan meyakinkan diri sendiri bahwa tidak ada hal buruk yang akan terjadi.

Ini juga terkait dengan kecenderungan alami untuk hal-hal buruk terjadi pada orang lain daripada diri Anda sendiri. Bahkan ketika hal-hal buruk terjadi, orang yang terlalu optimis cenderung menyalahkan faktor internal lainnya.

Sayangnya, hal ini bisa menjadi bumerang jika diterapkan dalam proses pengambilan keputusan. Ada prasangka yang membuat mereka menutup mata terhadap bahaya yang mungkin mengintai.

Kelelahan

Bahkan orang yang sangat energik atau sehat pun pasti sangat lelah sehingga tidak bisa berpikir secara jernih saat sebelum mengambil keputusan. Salah satu penyidikan terkait hal ini menyangkut putusan hakim yang membebaskan seorang narapidana dengan pembebasan bersyarat.

Hakim yang mengadakan sidang di pagi hari cenderung mengabulkan permintaan tersebut. Sementara itu, saat sidang kesekian dimulai pada sore atau malam hari, rasa lelah yang melandanya tak lagi membuatnya objektif dalam mengambil keputusan.

Untuk mengatasinya, Anda harus terlebih dahulu menentukan keputusan mana yang paling penting. Kemudian prioritaskan waktu agar bisa mengambil keputusan saat tingkat energi masih tinggi.